HaditsTentang Fitnah Manusia - Nusagates. Hadits Arbain Ke 6 - Hadits Tentang Syubhat - Radio Rodja 756 AM. KLASIFIKASI AYAT-AYAT HUKUM (DARI SEGI QATH`I DAN ZHANNI) Oleh : Subhan A. PENDAHULUAN Al-Qur'an adalah kitabullah yang dijami. Khutbah Jumat: Dosa Besar Mencuri Diam-Diam - Rumaysho.Com. Hadits Larangan Mengambil Hak Orang Lain Menjadi manusia yang bersih tanpa memiliki dosa sedikit pun mungkin bisa dikatakan mustahil, dan sulit untuk ditemukan, kecuali orang-orang pilihan yang memang Allah kehendaki, atau orang yang memang Allah jaga dari segala perbuatan maksiat dan kesalahan. Selain mereka sebagai makhluk yang oleh Allah diberi nafsu dan akal, melakukan kesalahan seperti hal fitrah yang pasti dilakukan oleh manusia. Mengingat, salah satu kalam populer dalam Islam, yaitu โ€œmanusia adalah tempatnya salah dan dosaโ€. Meski tidak semua manusia melakukan maksiat dengan tujuan melanggar aturan dan menerobos koridor syariat Islam, sebagian dari mereka ada yang melakukan maksiat karena tidak disengaja, meski ada juga yang melakukannya dengan sengaja dan nyata. Semua umat Islam sepakat bahwa tindakan paling dibenci dan tidak diridhai oleh Allah adalah melakukan maksiat dan beberapa kesalahan lainnya. Maksiat dalam pembahasan ini adalah setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, baik dengan cara meninggalkan kewajiban, atau dengan mengerjakan setiap larangan. Atau, bisa juga diartikan setiap pekerjaan yang mampu menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Allah swt. Melakukan maksiat atau melanggar syariat Islam tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi umat manusia, dampak itu, misalnya seperti lupa pada kebenaran dan kesalahan. Ia tidak bisa membedakan keduanya, bahkan ia cenderung lebih dominan melakukan kesalahan. Pernyataan tegas ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad Muflih Syamsuddin al-Muqdisi wafat 763 H, dalam salah satu kitabnya ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏูŽ ู…ูุฑู’ุจูŽุฏู‘ู‹ุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุฑููู ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู†ู’ูƒูุฑู ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู‹ุง. Artinya, โ€œSungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa kembali maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai hatinya tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.โ€ Syamsuddin al-Muqdisi, al-Adabusy Syarโ€™iyah, [Darul Alam 1999], juz I, halaman 188. Al-Arifbillah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari memberikan penjelasan lebih detail tentang penjelasan di atas. Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagai pakaian putih yang terkena kotoran hitam. Badan seseorang laksana pakaian putih, sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan, namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya. Begitu juga dengan manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan bertaubat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus, namun jika ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin hatinya akan menjadi hati hitam. Dan, dampaknya akan lupa pada kebenaran, dan semua kehidupannya serba maksiat dan kesalahan. Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 31. Dampak dosa yang didapatkan sebab maksiat memang sangat buruk, bahkan semua yang mereka lakukan adalah tindakan yang menutupi hati mereka. Ruhani yang suci sudah dikalahkan oleh nafsu yang buta akan kebenaran. Dalam keadaan seperti ini, dalam Al-Qurโ€™an Allah menegaskan ูƒูŽู„ุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ. ูƒูŽู„ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ. ุซูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽุตูŽุงู„ููˆ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ู. ุงู„ู…ุทูููŠู† 14-16 Artinya, โ€œSekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka 14. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhannya 15. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.โ€ QS Al-Mutaffifin 14-16. Syekh Abdul Hamid wafat 1417 H dalam salah satu tafsirnya mengatakan bahwa banyaknya dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak hanya berpengaruh pada dirinya dalam hal ibadah, lebih dari itu juga berpengaruh pada potensinya di masa yang akan datang. Menurutnya, ayat 14 pada surat Al-Mutaffifin di atas menjelaskan tentang dosa yang dilakukan secara terus-menerus, ia tidak memberikan jeda sedikit pun dengan melakukan tobat. Akibatnya, kebiasaan buruk itu akan tertanam dalam hatinya, melekat dalam jiwanya, dan akan menjadi watak, sehingga ia akan terhalang dari manisnya ketaatan.โ€ Abdul Hamid, ar-Rihabut Tafsir, [Darul Qahirah, Mesir 2010], juz VII, halaman 231. Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab timbulnya dosa dari melakukan maksiat adalah tergantung bagaimana umat Islam menjaga hatinya. Jika hatinya terlepas dari berbagai penyakit tercela mazmumah dan penyebab kerusakan hati lainnya, tentu akan sangat berat baginya untuk bisa diajak melakukan maksiat dan ringan melakukan ketaatan. Akan tetapi, jika dalam hatinya ada yang bermasalah, maka bukan tidak mungkin, bahkan rusaknya hati menjadi penyebab paling urgen dalam melakukan dosa. Lantas apa saja penyebab rusaknya hati? Sayyid Ahmad Bilal al-Bustani ar-Rifaโ€™i al-Husaini merekam perkataan Imam Hasan Basri perihal beberapa penyebab rusaknya hati. Dalam kitabnya disebutkan ุงูู†ู‘ูŽ ููŽุณูŽุงุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจู ู…ูู†ู’ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูู‡ูŽุง ูŠูุฐู’ู†ูุจููˆู’ู†ูŽ ุจูุฑูŽุฌูŽุงุกู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ููˆุง ู„ูŽุงูŠูุฎู’ู„ูุตููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ูƒูู„ููˆู’ู†ูŽ ุฑูุฒู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุดู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุถูŽูˆู’ู†ูŽ ุจูู‚ูุณู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏู’ููŽู†ููˆู’ู†ูŽ ู…ูŽูˆู’ุชูŽุงู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽุจูุฑููˆู’ู†ูŽ Artinya, โ€œSungguh rusaknya hati disebabkan enam hal, 1 terus menerus melakukan dosa dengan harapan tobat; 2 belajar ilmu dan tidak mengamalkannya; 3 jika beramal tidak ikhlas; 4 memakan rizki Allah dan tidak bersyukur; 5 tidak ridha dengan pembagian Allah; dan 6 mengubur orang mati dari mereka, namun tidak mengambil pelajaran.โ€ Ahmad Bilal al-Bustani, Farhatun Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 43. Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari menjelaskan lebih detail perihal dampak-dampak dari dosa yang dilakukan seorang hamba, dan bisa disimpulkan menjadi dua bagian; 1 dampak secara nyata dhahir. Misalnya, merusak kesepakatan dengan Allah swt. Artinya, dengan melakukan dosa, seorang hamba sudah menerjang janji yang sudah Allah berikan kepadanya, seperti mengerjakan semua kewajiban-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dampak yang lain seperti akan semakin berani untuk menampakkan pekerjaan-pekerjaan yang diridhai oleh Allah, malas dalam beribadah, hilangnya cahaya hidayah darinya; dan 2 dampak secara batin. Misalnya, menjadikan hati keras, dengan tidak bisa menerima nasihat-nasihat baik, hilangnya rasa manis dari ketaatan, dan jiwanya dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, serta akan lupa pada akhirat dengan segala akuntasi yang akan ia hadapi kelak. Menurut Ibnu Athaillah, semua ini akan terjadi pada diri orang-orang yang melakukan maksiat. Seharusnya, tanpa adanya dampak-dampak yang telah disebutkan sekali pun, bahkan hanya sekadar berganti nama, misalnya dari predikat orang yang taat menjadi orang yang hianat, sudah sangat cukup untuk memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk pada diri manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Athaillah ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠ ุงู„ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุงูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุจูŽุฏู‘ูู„ู ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุงูููŠู‹ุงุŒ ููŽุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุทูŽุงุฆูุนู‹ุง ุชูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ู ุงู„ู…ูู‚ู’ุจูู„ูุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุนูŽุงุตููŠู‹ุง ุงูู†ู’ุชูŽู‚ูŽู„ูŽ ุงุณู’ู…ููƒูŽ ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ู…ูุณููŠู’ุฆู ุงู„ู…ูุนู’ุฑูุถู Artinya, โ€œJika seandainya dalam maksiat tidak ada dampak selain perubahan nama, maka hal itu sudah sangat cukup; maka sesungguhnya, jika engkau adalah orang yang taat, dan dinamai orang baik yang menghadap Allah, dan jika engkau bermaksiat, maka namamu berubah menjadi orang jelek yang berpaling.โ€ Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, 2015, halaman 44. Jika dengan perubahan nama saja seharusnya memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk bagi diri manusia, lantas bagaimana jika perubahan itu sampai merubah kenyamaan rasa taat menjadi kenyamanan maksiat dan kenyamanan bermunajat berganti menjadi budak syahwat? Ini masih dalam persoalan dampak, lain lagi jika sampai berdampak pada sikap. Jika sikap awalnya adalah orang yang baik muhsin berbalik menjadi orang yang jelek musiโ€™. Dan semoga oleh Allah selalu dijauhi, jika dengan melakukan dosa bisa berdampak pada hilangnya derajat mulia di sisi Allah menjadi orang yang sangat hina? Oleh karenanya, sebagai umat Islam harus selalu memohon pertolongan kepada Allah, agar dijauhi dari berbagai penyakit-penyakit hati yang bisa menggerogoti keimanan yang telah tertanam dalam hati, juga memohon agar kenyamanan taat tidak hilang dan diganti menjadi kenyamanan maksiat. Derajat yang sudah diraih di sisi Allah tidak sampai diturunkan, minimal jika tidak bisa berupaya untuk semakin meninggikan derajat di sisi-Nya dengan selalu menaambah ketaatan, tidak turun dengan adanya kemaksiatan. Artinya, sebisa mungkin maksiat tidak dilakukan, karena bisa menjadi penyebab hilangnya derajat mulia yang telah diraih di sisi Allah. Ustadz Sunnatullah, pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Durjan, Kokop, Bangkalan.

Oleh Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog Salah satu kehidupan manusia adalah suka berbuat salah dan dosa. Manusia membutuhkan cara untuk menutupi kekurangannya itu, khususnya dosa yang terarah kepada sesama manusia. Saat orang lain berbuat salah dan dosa yang terarah kepada kita, kita diajari untuk memaafkan. Saat kita berbuat salah dan dosa kepada []

Source ini, banyak orang mengalami masalah dalam hidupnya. Salah satu masalah yang sering dihadapi manusia adalah dosa. Dosa bisa datang dari berbagai hal, baik itu perbuatan, perkataan, atau pikiran. Namun, sebagai umat muslim, kita memiliki ajaran yang dapat membantu kita untuk mengatasi dosa ini, yaitu hadits tentang manusia tempatnya salah dan itu Hadits?Source membahas hadits tentang manusia tempatnya salah dan dosa, kita harus memahami terlebih dahulu apa itu hadits. Hadits adalah salah satu sumber ajaran islam selain Al-Quran. Hadits merupakan perkataan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat muslim. Hadits dipercayai sebagai sumber ajaran islam yang dapat dijadikan sebagai panduan hidup sehingga banyak orang yang menghafal dan tentang manusia tempatnya salah dan dosa merupakan salah satu ajaran islam yang sangat penting. Dalam hadits ini, disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang tempatnya penuh dengan kesalahan dan dosa. Sehingga, kita sebagai manusia harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menghindari perbuatan yang menyebabkan ini disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam salah satu riwayatnya. Berikut adalah kutipan hadits tersebutโ€œKullu bani Adam khataa, wa khairu khataa inna at-tawwaboonโ€Artinya โ€œSetiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertobatโ€.Hadits ini memang sangat tepat sekali. Kita sebagai manusia, tidak mungkin terlepas dari kesalahan dan dosa. Namun, yang menjadi penting adalah bagaimana kita merespons kesalahan tersebut. Kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menghindari perbuatan yang menyebabkan Harus Selalu Berusaha untuk Memperbaiki DiriSource tentang manusia tempatnya salah dan dosa, juga mengajarkan kita pentingnya untuk selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri agar tidak terjebak dalam perbuatan yang menyebabkan dosa. Seperti yang dikatakan dalam haditsโ€œInnama al amalu binniyatโ€Artinya โ€œSetiap amalan tergantung pada niatnyaโ€.Hadits di atas mengajarkan kita bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan harus didasarkan pada niat yang baik. Dengan melakukan perbuatan yang didasarkan pada niat yang baik, kita dapat memperbaiki diri kita dan menghindari perbuatan yang menyebabkan Perbuatan yang Menyebabkan DosaSource tentang manusia tempatnya salah dan dosa, juga mengajarkan kita pentingnya untuk menghindari perbuatan yang menyebabkan dosa. Seperti dalam hadits berikutโ€œLa taqnatuu min rohmatillahโ€Artinya โ€œJangan pernah putus asa dari rahmat Allahโ€.Hadits di atas mengajarkan kita bahwa meskipun kita terjebak dalam perbuatan yang menyebabkan dosa, kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah SWT. Kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menghindari perbuatan yang menyebabkan Manusia yang BaikSource tentang manusia tempatnya salah dan dosa, juga mengajarkan kita pentingnya untuk menjadi manusia yang baik. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia. Seperti dalam hadits berikutโ€œInna mal aโ€™malu bin niyyati, wa inna malikulli imriโ€™in ma nawaโ€Artinya โ€œSetiap amalan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakannyaโ€.Hadits di atas mengajarkan kita bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan harus didasarkan pada niat yang baik. Dengan melakukan perbuatan yang didasarkan pada niat yang baik, kita dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia. Dan sebagai manusia yang berakhlak mulia, kita dapat menghindari perbuatan yang menyebabkan Perilaku yang Menghindari DosaSource memahami hadits tentang manusia tempatnya salah dan dosa, kita harus selalu berusaha untuk menghindari perbuatan yang menyebabkan dosa. Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang dapat membantu kita menghindari dosaPerilakuKeteranganBerdoa dan berzikirBerdoa dan berzikir dapat membantu kita menghindari perbuatan yang menyebabkan diriKita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar tidak terjebak dalam perbuatan yang menyebabkan lingkungan yang tidak baikMemiliki lingkungan yang baik dapat membantu kita untuk menghindari perbuatan yang menyebabkan godaanKita harus selalu berusaha untuk menghindari godaan agar tidak terjebak dalam perbuatan yang menyebabkan tentang manusia tempatnya salah dan dosa merupakan salah satu ajaran islam yang sangat penting. Dalam hadits ini, disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang tempatnya penuh dengan kesalahan dan dosa. Sehingga, kita sebagai manusia harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menghindari perbuatan yang menyebabkan harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri, menghindari perbuatan yang menyebabkan dosa, dan menjadi manusia yang baik. Dalam memperbaiki diri, kita harus selalu berdoa dan menghindari lingkungan yang tidak baik. Dan yang paling penting, kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah video of Hadits tentang Manusia Tempatnya Salah dan Dosa KUMPULANHADITS. Kitab Jenazah. 1. Meratapi mayat. โ€ข Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: Kami sedang berada di dekat Rasulullah saw. ketika seorang di antara putri beliau menyuruh seseorang memanggil beliau dan memberi kabar bahwa anak putri beliau itu sedang menghadapi maut, Rasulullah saw. bersabda kepada utusan tersebut
Foto Ilustrasi Oleh Dr. Misno, MEI Allah Taโ€™ala menciptakan manusia dengan sempurna, dari jiwa mulia dan raga sempurna yang membalutnya. Kesempurnaan manusia bukan berarti tanpa cela, justru karena segalanya ada amal mulia dan dosa ia disebut manusia. Ketika imannya meningkat maka amal mulia dilakukannya, maka ia mendulang pahala dari Allah Azza wa Jalla. Namun ketika imannya turun dan berkurang adanya, ia terjatuh ke dalam lembah dosa, hingga kemaksiatan membelenggunya. Inilah hakikat dari manusia, tempat salah dan dosa, mahal al-khothoโ€™ wa nisyan. Pemahaman ini bukan berarti kita membiarkan dosa dan kesalahan ada pada diri manusia, tidak pula memberikan toleransi kepada diri ini untuk dimengerti. Sekadar berbagi cerita tentang hakikat manusia. Bahwa ianya adalah insan penuh dosa dan kesalahan, termasuk diri kita yang mungkin di mata manusia dianggap mulia. Bukan alasan yang tepat untuk membela diri yang masih terjerat dalam maksiat, tidak pula menghibur jiwa ketika dosa masih terasa indah dirasa. Tapi memahami dari hakikat manusia itulah yang lebih utama. Bagaimana tidak? kita yang terus berusaha dan sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang โ€œsempurna tanpa dosaโ€ namun seringkali kembali terjerembab ke dalam kesalahan serupa. Yaโ€ฆ mungkin ini adalah kelemahan kita. Ketika dosa dilakukan dengan kesadaran nyata, diri kita tak mampu untuk melawannya. Bahkan terkadang menikmatinya dengan sepenuh jiwa dan raga, kita larut ke dalamnya hingga terlupa akan neraka di akhirat sana. Saat dosa terlaksana, penyesalan muncul di dalam jiwa hingga diri merasa tak ada lagi guna. Namun, ketika dosa itu berulang di berbagai masa maka hati mulai keras dan tak lagi merasa akan apa yang dilakukannya, hingga jiwa cenderung membelanya sekuat tenaga. Kita sadar sepenuh rasa, bahwa apa yang kita lakukan itu adalah dosa. Namun jiwa ini masih belum bisa melepaskannya, mungkin terbebas sementara tapi kemudian kembali melakukannya. Sulit memang meninggalkannya, apalagi jika telah membalut jiwa, ia perlu perjuangan tiada tara agar bisa lepas daripadanya. Bagi mereka yang melihat manusia berbuat dosa, pasti dengan mudah akan mengatakannya โ€œJangan dilakukan itu dosaโ€. Bagi sebagian yang lain akan berkata โ€œAnda memang makhluk pendosaโ€, sambil menuduhkan telunjuknya ke muka kita. Lebih dari itu mereka akan mencela dan mengucilkan โ€œpara pendosaโ€ karena jijik ketika bersamanya. Tentu saja tindakan mereka tidak salah, karena memang demikian adanya. Namun akan lebih bijak apabila mendatanginya dengan penuh kasih sayang, mengajak bicara dengan penuh adab dan kesopanan, membawanya dari tengah manusia dan menasehatinya dengan nita ikhlas karena Allah Taโ€™ala. Para Pendosa memang makhluk durjana, tapi bukan berarti ia ahli neraka, selagi hayat masih di badannya maka pintu taubat dan hidayahNya akan selalu terbuka. Jangan mudah mencela para pendosa, bahkan kita pun tak lepas darinya. Karena kita adalah manusia tempat salah dan dosaโ€ฆ Banyak manusia yang memang tidak bisa memahami jiwa para pelaku dosa, karena mereka hanya melihat dari sisi dhahirnya saja. Bahkan kalau perlu para pendosa itu segera diberi hukuman yang nyata, dipotong tangan atau dirajam di hadapan manusia. Tindakan ini tidak salah, tapi lagi-lagi memahami mereka yang melakukan dosa dan kesalahan itu dengan lebih mendalam mutla diperlukan. banyak orang yang melakukan dosa dan kesalahan, kemudian mereka bersenang-senang dengannya tanpa memperhatikan syariat agama. Mereka bangga dan bahkan menyiarkan dosa dan kesalahannya di hadapan manusia, mengajak manusia untuk menjadi teman-temannya dalam dosa. Mereka itulah para pendosa yang harus diberikan hukuman dan peringatan karena telah nyata dosa dan maksiat yang dilakukannya. Namun, ada di antara manusia yang melakukan dosa bukan karena mereka suka dengan perbuatannya. Mereka hanya lalai dan alpa, terjatuh ke dalam dosa dan kemaksiatan karena kejahilan, ketidakpahaman dan ketidakkuasaan dalam membimbing dirinya. Mereka sadar itu dosa dan maksiat, namun mereka belum bisa untuk meninggalkannya. Keinginan itu terbebas dari perbuata dosa dan maksiatnya selalu ada, tapi seringkali ia terjatuh kembali dengannya. Maka bagi mereka kita harus lebih bijak, mendoakan dan selalu menasehatinya dengan kasih sayang itulah yang diharapkan. Karena bisa jadi suatu masa ia akan kuat dan dengan penuh kesadaran untuk kembali ke jalan yang benar dengan meninggalkan segala dosa dan kesalahan. Kembali kepada hakikat dari manusia, maka teruslah kita belajar agama dan memahami hakikat manusia sebagai tempat salah dan dosa. Tapi bukan membiarkan saudara kita terlena dengannya, menasehatinya dengan penuh kasih sayang. Itulah yang menjadi tuntunan agama. Semoga menjadi penghapus dosa, Bogor, 23092021. [] Pos terkaitAntusiasme Masyarakat Memanfaatkan Mudik Gratis Lebaran1 Syawal Ditetapkan 22 April 2023Jadwal Kunjungan Rutan KPK Diperayaan Idul Fitri 1444 HDirektorat Diklat KPK Raih Akreditasi LAN RISenyum Sumringah Nenek Masdiana Saat Menerima Rumah BaruKapolres Pidie Jaya Cek Pos Pelayanan dan Pengamanan Mudik Lebaran
Syariatdatang untuk mengangkat kesulitan. Maka konsekuensinya, dosa diangkat dari orang yang tidak berniat yaitu saat keliru, lupa, atau dipaksa. Kaedah dari hadits. Segala yang haram yang dikerjakan hamba karena tidak tahu (jahil), lupa, atau dipaksa, maka tidak dikenakan dosa. Ketika Lupa. Lupa secara bahasa berarti meninggalkan. Seperti dalam ayat,
Setidaknya ada lima Amalan Penghapus Dosa karena Allah SWT Maha Pengampun. MANUSIA tidak lepas dari khilaf sehingga sering berbuat dosa melanggar aturan Allah Swt. Pepatah Arab mengatakan, Al-Insanu Mahalul Khoto wan Nisyan, manusia itu tempatnya salah dan lupa. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Nabi Muhammad Saw yang memiliki budi pekerti yang agung khuluqin adzim, teladan yang baik uswatun hasanah, dan dijaga oleh Allah dari perbuatan dosa ma'shum. Pengertian Dosa dalam Islam Dosa adalah konsep Islam adalah perbuatan maksiat atau melanggar larangan Allah SWT. Rasulullah Saw menyatakan, dosa itu kebalikan dari perbuatan baik. Dosa, sabda Nabi Saw, akan membuat gelisah hati seorang mukmin dan merasa malu jika perbuatan buruknya itu diketahui orang lain. ุงู„ู’ุจูุฑู‘ู ุญูุณู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูู„ูู‚ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุซู’ู…ู ู…ูŽุง ุญูŽุงูƒูŽ ูููŠ ู†ูŽูู’ุณููƒูŽ ูˆูŽูƒูŽุฑูู‡ู’ุชูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุทู‘ูŽู„ูุนูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู . [ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ู…ูุณู’ู„ูู…] โ€œKebajikan itu adalah budi pekerti yang baik, dan dosa itu adalah segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat orang lain.โ€ HR. Muslim. Baca juga Saat Bebuat Dosa, Iman Lepas! Karena kasih-sayang-Nya, Allah SWT Maha Pengampun. Allah SWT selalu berkehendak menghapus atau mengampuni semua dosa hamba-hamba-Nya. "Katakanlah! Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampunkan semua dosaโ€ QS. Az-Zumar53. Dalam sebuah Hadits Qudsi disebutkan, Allah Taโ€™ala berfirmanู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุขุฏูŽู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู…ูŽุง ุฏูŽุนูŽูˆู’ุชูŽู†ูู‰ ูˆูŽุฑูŽุฌูŽูˆู’ุชูŽู†ูู‰ ุบูŽููŽุฑู’ุชู ู„ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ูููŠูƒูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูุจูŽุงู„ูู‰ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุขุฏูŽู…ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุจูŽู„ูŽุบูŽุชู’ ุฐูู†ููˆุจููƒูŽ ุนูŽู†ูŽุงู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุงุณู’ุชูŽุบู’ููŽุฑู’ุชูŽู†ูู‰ ุบูŽููŽุฑู’ุชู ู„ูŽูƒูŽ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูุจูŽุงู„ูู‰ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุขุฏูŽู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชูŽู†ูู‰ ุจูู‚ูุฑูŽุงุจู ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุง ุซูู…ู‘ูŽ ู„ูŽู‚ููŠุชูŽู†ูู‰ ู„ุงูŽ ุชูุดู’ุฑููƒู ุจูู‰ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ู„ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชููƒูŽ ุจูู‚ูุฑูŽุงุจูู‡ูŽุง ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉู‹ โ€Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.โ€ HR. Tirmidzi. 5 Amalan Penghapus Dosa Berikut ini 5 amalan penghapus dosa. 1. TOBAT Tobat adalah menyatakan penyesalan, memohon ampunan kepada Allah, dan berjanji tidak mengulangi perbuatan yang melanggar aturan-Nya. "Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.โ€ Al-Baqarah 37. โ€œDan Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.โ€ QS. Asy-Syura 25 โ€œBahwa Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat jelek di siang hari dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat jelek di malam hari sehingga matahari terbit dari arah barat.โ€ HR. Muslim. โ€œOrang yang bertaubat dari dosanya bagaikan orang yang tidak mempunyai dosa sama sekaliโ€ HR. Ibn Majah, Sahih al-Jamiโ€™. Cara tobat yaitu dengan memanjatkan doa memohon ampunan dan/atau shalat taubat. Doa paling ringkas adalah istighfar. Doa panjang antara lain sebagaimana tercantum dalam hadits Shahih Bukhari dan Muslim berikut ini ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูู‰ ุธูŽู„ูŽู…ู’ุชู ู†ูŽูู’ุณูู‰ ุธูู„ู’ู…ู‹ุง ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูู†ููˆุจูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุŒ ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู‰ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏููƒูŽ ุŒ ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูู‰ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู ยป "Alloohumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiiron wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta faghfirlii maghfirotan min 'indika warhamnii innaka antal ghofuurur rohiim" "Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang HR. Bukhari dan Muslim. Shalat Tobat adalah shalat dua rakaat lalu meminta ampun kepada Allah SWT dengan doa istighfar dalam bahasa apa saja, termasuk doa minta ampun dalam hadits di atas. โ€œTidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua rakaโ€™at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.โ€ Kemudian beliau membaca ayat ini โ€œDan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.โ€ HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah. 2. ISTIGHFAR Istighfar adalah memohon ampun kepada Allah Swt dengan kalimat "Astaghfirullahal'adzim" atau kalimat lain yang semakna. "Beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun..." QS. Nuh10. "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." 3. "Barangsiapa beristighfar secara rutin, pasti Allah memberinya jalan keluar dalam kesempitan dan memberi rezeki yang tiada terhingga padanya." HR. Abu Daud. 3. SEDEKAH Sedekah yaitu menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang yang membutuhkan kaum dhuafa dan mendanai dakwah atau syiar Islam. Sedekah bisa diartikan juga dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di jalan Allah selain zakat. Sedekah juga meliputi bantuan nonmateri atau ibadah-ibadah fisik nonmateri, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikiran, mengajarkan ilmu, bertasbih, dan berdzikir. "Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api" HR. Tirmidzi. โ€œSesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan ganjarannya kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.โ€ QS. Al Hadid 18. Baca juga 18 Jenis Sedekah 4. SABAR MENGHADAPI MUSIBAH/UJIAN Musibah, seperti sakit, termasuk penghapus dosa, selama kita bersabar dan tawakal kepada Allah Swt atas ujian tersebut. โ€œSesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman, โ€œSesunguhnya apabila Aku menguji seorang hamba-Ku yang mukmin, lalu ia memuji-Ku atas ujian yang Aku timpakan kepada-Nya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya dalam keadaan bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya.โ€œ HR. Ahmad. โ€œTidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnyaโ€. HR. Bukhari dan Muslim. โ€œTidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannyaโ€. HR Bukhari. โ€œTidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanyaโ€. HR. Muslim. โ€œBencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinyaโ€ HR. Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Hibban. โ€œSesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinyaโ€. HR. Al-Hakim. โ€œTidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinyaโ€. HR. Muslim. โ€œJanganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya dengan penyakit itu Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besiโ€. HR. Muslim. 5. MELAKUKAN AMAL KEBAIKAN Amal kebaikan amal saleh, seperti mengerjakan ibadah wajib shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah sunah seperti shalat malam, juga menolong sesama, senyum menyenangkan orang lain, membaca Al-Quran, berkata-kata yang baik, menyempurnakan wudhu, dapat menghapuskan dosa. "Sesungguhnya kebaikan itu menghapuskan keburukan, yang demikian itu adalah peringatan bagi orang orang yang ingat." QS. Hud114. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan "Sesungguhnya melakukan kebaikan itu menghapuskan dosa dosa silam". Rasulullah Saw bersabda "Dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan kerana pahala kebaikan itu dapat menghapuskan dosa keburukan". HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Tabrani. โ€œBertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak perangai/perilaku yang baik.โ€ HR. At-Tirmidzi dan Ahmad. โ€œShalat lima waktu dan Jumโ€™at ke Jumโ€™at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi.โ€ HR. Muslim. โ€œHendaklah kalian shalat malam, kerana ia adalah adat orang yang salih sebelum kalian dan amalan yang mendekatkan diri kepada Rabb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah dosa-dosa.โ€ HR. Al-Hakim. โ€œSesungguhnya termasuk sebab mendapatkan ampunan adalah memberikan salam dan berkata baik.โ€ HR. Al-Kharaithi โ€œMahukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa dan mengangkat darajat. Mereka menjawab ya, wahai Rasulullah. Beliau berkata sempurnakan wudhuโ€™ ketika masa sulit dan memperbanyak langkah ke masjid serta menunggu solat satu ke solat yang lain, kerana hal itu adalah ribath.โ€ HR. Muslim dan At-Tirmidzi. Demikian amalan penghapus dosa. Semoga kita senantiasa mampu mengindari perbuatan dosa. Astaghfiruloohal 'adzhiiim... ! Amin...! Wallahu a'lam bish-shawab. Baca juga Risalah Ramadhan Referensi Al-Quran dan Terjemahannya Depag RI, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Fiqh Sunnah, Tafsir Ibn Katsir, dll.
BincangSyariahCom - Melaksanakan ibadah haji bagi orang yang mampu merupakan salah satu rukun Islam.Banyak hadis-hadis Nabi saw. yang menerangkan tentang keutamaan ibadah haji. Di antaranya adalah sebagai berikut.. Pertama: Pondasi agama Islam. ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ 24 Ayat Al-Quran Tentang Bertaubat โ€“ Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik mungkin kita tidak terlepas dari yang namanya kesalahan dan dosa. Maka dari itu hendaklah kita senantiasa beristighfar, mohon ampun kepada Allah, dan bertaubat kepada-Nya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, โ€œSetiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubatโ€. HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, hadits ini hasan Baca Juga Dalil-Dalil Haramnya Musik Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang bertaubat. Simak selengkapnya pada tulisan di bawah ini. 1 Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Aโ€™raaf 153 2 Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." Al-Ahqaaf 15 3 Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Anโ€™aam 46 4 Dan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu sembahanmu, maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Al-Baqarah 54 5 Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah "Haidh itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-Baqarah 222 6 Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. Al-Baqarah 279 7 Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab neraka yang membakar. Al-Buruuj 10 8 kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Al-Furqaan 70-71 9 Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat. Al-Jaatsiyah 35 10 Maka barangsiapa bertaubat di antara pencuri-pencuri itu sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Maaโ€™idah 39 11 Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Maaโ€™idah 74 12 Malaikat-malaikat yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, Al-Muโ€™min 7 13 Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. Al-Qashash 67 14 Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu mengampuni bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya, sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nahl 119 15 Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. An-Nisaaโ€™ 17-18 16 kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nuur 5 17 Orang-orang kafir berkata "Mengapa tidak diturunkan kepadanya Muhammad tanda mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya", Ar-Raโ€™d 27 18 Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka Al Quran yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah "Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat." Ar-Raโ€™d 30 19 dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, Ar-Ruum 31 20 Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya, Ar-Ruum 33 21 Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. At-Taubah 11 22 dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan balasan keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. Huud 3 23 kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya dirugikan sedikitpun, yaitu syurga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun syurga itu tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. Maryam 60-61 24 Yaitu orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan olehnya dan dia datang dengan hati yang bertaubat, Qaaf 33 Itulah berbagai ayat Al-Quran yang menyebutkan dan membicarakan tentang bertaubat. Hendaknya kita menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa bertaubat kepada-Nya karena kita tahu bahwa hampir setiap saat kita tidak terlepas dari khilaf, lupa, kesalahan dan dosa. Baca Juga Hadits Ciri-Ciri Fisik Rasulullah Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 2 Muharram 1440 Hijriyah/12 September 2018 Masehi.
Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya adalah pemimpin yang zhalim." (H.R At Tirmidzi) Sumber: Jami' At-Tirmidzi No. 1250. 10. Hadits Rasulullah SAW sebagai pemimpin para nabi
Menjadi manusia yang bersih tanpa memiliki dosa sedikit pun mungkin bisa dikatakan mustahil, dan sulit untuk ditemukan, kecuali orang-orang pilihan yang memang Allah kehendaki, atau orang yang memang Allah jaga dari segala perbuatan maksiat dan kesalahan. Selain mereka sebagai makhluk yang oleh Allah diberi nafsu dan akal, melakukan kesalahan seperti hal fitrah yang pasti dilakukan oleh manusia. Mengingat, salah satu kalam populer dalam Islam, yaitu โ€œmanusia adalah tempatnya salah dan dosaโ€. Meski, tidak semua manusia melakukan maksiat dengan tujuan melanggar aturan dan menerobos koridor syariat Islam, sebagian dari mereka ada yang melakukan maksiat karena tidak disengaja, meski ada juga yang melakukannya dengan sengaja dan nyata. Semua umat Islam sepakat bahwa tindakan paling dibenci dan tidak diridhai oleh Allah adalah melakukan maksiat dan beberapa kesalahan lainnya. Maksiat dalam pembahasan ini adalah setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, baik dengan cara meninggalkan kewajiban, atau dengan mengerjakan setiap larangan. Atau, bisa juga diartikan setiap pekerjaan yang mampu menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Allah swt. Melakukan maksiat atau melanggar syariat Islam tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi umat manusia, dampak itu, misalnya seperti lupa pada kebenaran dan kesalahan. Ia tidak bisa membedakan keduanya. Bahkan ia cenderung lebih dominan melakukan kesalahan. Pernyataan tegas ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad Muflih Syamsuddin al-Muqdisi wafat 763 H, dalam salah satu kitabnya ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏูŽ ู…ูุฑู’ุจูŽุฏู‘ู‹ุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุฑููู ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู†ู’ูƒูุฑู ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู‹ุง. Artinya, โ€œSungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa kembali maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai hatinya tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.โ€ Syamsuddin al-Muqdisi, al-Adabusy Syarโ€™iyah, [Darul Alam 1999], juz I, halaman 188. Al-Arif billah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim, atau yang lebih dkenal dengan sebutan Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari memberikan penjelasan lebih detail tentang penjelasan di atas. Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagai pakaian putih yang terkena kotoran hitam. Badan seseorang laksana pakaian putih, sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan. Namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya. Begitu juga dengan manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan bertobat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus. Namun jika ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin hatinya akan menjadi hati hitam. Dampaknya akan lupa pada kebenaran, dan semua kehidupannya serba maksiat dan kesalahan. Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 31. Dampak dosa yang didapatkan sebab maksiat memang sangat buruk. Bahkan semua yang mereka lakukan adalah tindakan yang menutupi hati mereka. Rohani yang suci sudah dikalahkan oleh nafsu yang buta akan kebenaran. Dalam keadaan seperti ini, dalam Al-Qurโ€™an Allah menegaskan ูƒูŽู„ุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ. ูƒูŽู„ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ. ุซูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽุตูŽุงู„ููˆ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ู Artinya, โ€œSekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka 14. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhannya 15. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.โ€ QS Al-Mutaffifin 14-16. Syekh Abdul Hamid wafat 1417 H dalam salah satu tafsirnya mengatakan bahwa banyaknya dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak hanya berpengaruh pada dirinya dalam hal ibadah, lebih dari itu juga berpengaruh pada potensinya di masa yang akan datang. Menurutnya, ayat 14 pada surat Al-Mutaffifin di atas menjelaskan tentang dosa yang dilakukan secara terus-menerus, ia tidak memberikan jeda sedikit pun dengan melakukan tobat. Akibatnya, kebiasaan buruk itu akan tertanam dalam hatinya, melekat dalam jiwanya, dan akan menjadi watak, sehingga ia akan terhalang dari manisnya ketaatan.โ€ Abdul Hamid, ar-Rihabut Tafsir, [Darul Qahirah, Mesir 2010], juz VII, halaman 231. Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab timbulnya dosa dari melakukan maksiat adalah tergantung bagaimana umat Islam menjaga hatinya. Jika hatinya terlepas dari berbagai penyakit tercela mazmumah dan penyebab kerusakan hati lainnya, tentu akan sangat berat baginya untuk bisa diajak melakukan maksiat dan ringan melakukan ketaatan. Akan tetapi, jika dalam hatinya ada yang bermasalah, maka bukan tidak mungkin, bahkan rusaknya hati menjadi penyebab paling urgen dalam melakukan dosa. Lantas apa saja penyebab rusaknya hati? Sayyid Ahmad Bilal al-Bustani ar-Rifaโ€™i al-Husaini merekam perkataan Imam Hasan Basri perihal beberapa penyebab rusaknya hati. Dalam kitabnya disebutkan ุงูู†ู‘ูŽ ููŽุณูŽุงุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจู ู…ูู†ู’ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูู‡ูŽุง ูŠูุฐู’ู†ูุจููˆู’ู†ูŽ ุจูุฑูŽุฌูŽุงุกู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ููˆุง ู„ูŽุงูŠูุฎู’ู„ูุตููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ูƒูู„ููˆู’ู†ูŽ ุฑูุฒู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุดู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุถูŽูˆู’ู†ูŽ ุจูู‚ูุณู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏู’ููŽู†ููˆู’ู†ูŽ ู…ูŽูˆู’ุชูŽุงู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽุจูุฑููˆู’ู†ูŽ Artinya, โ€œSungguh rusaknya hati disebabkan enam hal, 1 terus menerus melakukan dosa dengan harapan tobat; 2 belajar ilmu dan tidak mengamalkannya; 3 jika beramal tidak ikhlas; 4 memakan rizki Allah dan tidak bersyukur; 5 tidak ridha dengan pembagian Allah; dan 6 mengubur orang mati dari mereka, namun tidak mengambil pelajaran.โ€ Ahmad Bilal al-Bustani, Farhatun Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 43. Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari menjelaskan lebih detail perihal dampak-dampak dari dosa yang dilakukan seorang hamba, dan bisa disimpulkan menjadi dua bagian; 1 dampak secara nyata dhahir. Misalnya, merusak kesepakatan dengan Allah swt. Artinya, dengan melakukan dosa, seorang hamba sudah menerjang janji yang sudah Allah berikan kepadanya, seperti mengerjakan semua kewajiban-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dampak yang lain seperti akan semakin berani untuk menampakkan pekerjaan-pekerjaan yang diridhai oleh Allah, malas dalam beribadah, hilangnya cahaya hidayah darinya; dan 2 dampak secara batin. Misalnya, menjadikan hati keras, dengan tidak bisa menerima nasihat-nasihat baik, hilangnya rasa manis dari ketaatan, dan jiwanya dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, serta akan lupa pada akhirat dengan segala akuntasi yang akan ia hadapi kelak. Menurut Ibnu Athaillah, semua ini akan terjadi pada diri orang-orang yang melakukan maksiat. Seharusnya, tanpa adanya dampak-dampak yang telah disebutkan sekali pun, bahkan hanya sekadar berganti nama, misalnya dari predikat orang yang taat menjadi orang yang hianat, sudah sangat cukup untuk memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk pada diri manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Athaillah ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠ ุงู„ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุงูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุจูŽุฏู‘ูู„ู ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุงูููŠู‹ุงุŒ ููŽุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุทูŽุงุฆูุนู‹ุง ุชูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ู ุงู„ู…ูู‚ู’ุจูู„ูุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุนูŽุงุตููŠู‹ุง ุงูู†ู’ุชูŽู‚ูŽู„ูŽ ุงุณู’ู…ููƒูŽ ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ู…ูุณููŠู’ุฆู ุงู„ู…ูุนู’ุฑูุถู Artinya, โ€œJika seandainya dalam maksiat tidak ada dampak selain perubahan nama, maka hal itu sudah sangat cukup; maka sesungguhnya, jika engkau adalah orang yang taat, dan dinamai orang baik yang menghadap Allah, dan jika engkau bermaksiat, maka namamu berubah menjadi orang jelek yang berpaling.โ€ Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, 2015, halaman 44. Jika dengan perubahan nama saja seharusnya memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk bagi diri manusia, lantas bagaimana jika perubahan itu sampai merubah kenyamaan rasa taat menjadi kenyamanan maksiat dan kenyamanan bermunajat berganti menjadi budak syahwat? Ini masih dalam persoalan dampak, lain lagi jika sampai berdampak pada sikap. Jika sikap awalnya adalah orang yang baik muhsin berbalik menjadi orang yang jelek musiโ€™. Dan semoga oleh Allah selalu dijauhi, jika dengan melakukan dosa bisa berdampak pada hilangnya derajat mulia di sisi Allah menjadi orang yang sangat hina? Oleh karenanya, sebagai umat Islam harus selalu memohon pertolongan kepada Allah, agar dijauhi dari berbagai penyakit-penyakit hati yang bisa menggerogoti keimanan yang telah tertanam dalam hati, juga memohon agar kenyamanan taat tidak hilang dan diganti menjadi kenyamanan maksiat. Derajat yang sudah diraih di sisi Allah tidak sampai diturunkan, minimal jika tidak bisa berupaya untuk semakin meninggikan derajat di sisi-Nya dengan selalu menambah ketaatan, tidak turun dengan adanya kemaksiatan. Artinya, sebisa mungkin maksiat tidak dilakukan, karena bisa menjadi penyebab hilangnya derajat mulia yang telah diraih di sisi Allah. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Durjan, Kokop, Bangkalan, Jawa Timur.

Danjanganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allรขh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. [al-Isrรข`/17:33]. Bukan sekedar dosa besar, bahkan membunuh jiwa manusia dengan tanpa haq (tanpa alasan yan dibenarkan syari'at) termasuk dosa-dosa besar yang bisa membinasakan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahรฎh :

SIAPA di antara kita yang tidak pernah berbuat dosa? Siapa di antara kita yang tidak pernah bersalah terhadap Tuhannya? Dan apakah engkau mengira, kesalahan-kesalahan kita hanya kita sendiri yang melakukannya dan belum pernah dilakukan orang lain? Sama sekali tidak. Sehari pun kita tidak bisa seperti malaikat yang sama sekali tidak pernah berbuat maksiat terhadap Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Akan tetapi kita adalah manusia yang sangat mungkin berbuat kesalahan. Setiap hamba Allah yang shalih yang pernah engkau temui, pastilah ia pernah berbuat kesalahan dan dosa. BACA JUGA Benarkah Wudhu Dapat Menggugurkan Dosa? Ibnu Masโ€™ud berkata kepada para sahabat yang mengikutinya, โ€œKalau kalian mengetahui dosa-dosaku, tentulah kalian akan melempariku dengan batu,โ€ Rasulullah bersabda, โ€œJikalau kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menggantikanmu dengan suatu kaum yang pernah berbuat dosa, hingga mereka memohon ampunan dan Allah mengampuni mereka,โ€ HR. Muslim. Kita tak akan luput dari kesalahan-kesalahan tersebut bahkan kita tidak bakal terhindar darinya. Karena itu, marilah kita usir setan dengan istighfar yang bersumber dari hati kita atas kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita yang telah lalu. BACA JUGA Kebaikan dan Dosa, Mintalah Fatwa pada Hatimu Marilah kita perbaiki taubat kita kepada Allah. Hendaknya taubat kita benar-benar bersumber dari hati yang bersih, hingga sesuai dengan firman Allah, โ€œYa Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi,โ€ Al-Aโ€™raf 23.[] Sumber Tazkiyyatun Nufus vKn15.
  • c59wu1y6hq.pages.dev/522
  • c59wu1y6hq.pages.dev/233
  • c59wu1y6hq.pages.dev/870
  • c59wu1y6hq.pages.dev/540
  • c59wu1y6hq.pages.dev/433
  • c59wu1y6hq.pages.dev/14
  • c59wu1y6hq.pages.dev/643
  • c59wu1y6hq.pages.dev/946
  • c59wu1y6hq.pages.dev/369
  • hadits tentang manusia tempatnya salah dan dosa